Ada 40 Kewajiban yang senantiasa
diperintahkan oleh seorang mursyid kepada kita. Tentu hal ini bukanlah hadist
karena ia merupakan hasil ijtihad seorang mujtahid besar dalam kurun ini.
Bacalah dan laksanakanlah, kelak engkau akan merasakan betapa syumulnya Islam
ini
1. Hendaklah engkau memiliki
wirid harian dari Kitabullah (Al Qur’an) yang tidak kurang dari satu juz. Berusahalah
dengan sungguh - sungguh untuk mengkhatamkan Al Quran dalam waktu tidak lebih
dari sebulan dan tidak kurang dari tiga hari.
2. Hendaklah engkau membaca Al
Qur’an dan memperbaiki bacaannya, mendengarkannya, memperhatikannya dengan
seksama dan merenungkan (men -tadabburi) makna (arti) ayat-ayatnya.
3. Hendaklah engkau mengkaji
Shirah Nabawiyah yang suci dan sejarah para pendahulu (salafus shalih) sesuai
dengan waktu yang tersedia untukmu. Buku yang dirasa mencukupi kebutuhan ini
minimal adalah ‘Hummatul Islam’ (Pembela-pembela Islam). Hendaklah engkau juga
banyak membaca haditsAl Arba’in An-Nawawiyah. Hendaklah engkau mengkaji risalah
tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang dalam bidang fiqih.
4. Hendaklah engkau bersegera
melakukan pemeriksaan menyeluruh (general check-up) secara berkala, segera
mengobati penyakit yang ada padamu. Disamping itu perhatikanlah faktor-faktor
penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, serta hindarilah faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan.
5. Hendaklah engkau menghindari
sikap berlebihan dalam mengkonsumsi kopi, teh dan minuman perangsang
sejenisnya. Janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan terpaksa
(darurat) dan hendaklah engkau menghindarkan diri sama sekali dari rokok.
6. Hendaklah engkau memperhatikan
masalah kebersihan dalam segala hal, menyangkut tempat tinggal, pakaian,
makanan, tempat makan, badan dan tempat kerja, karena agama ini dibangun diatas
dasar kebersihan.
7. Hendaklah engkau menjadi orang
yang selalu jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.
8. Hendaklah engkau menjadi orang
yang selau setia (menepati) janji dan ucapan. Janganlah mengingkarinya
bagaimanapun kondisi yang engkau hadapi.
9. Hendaklah engkau menjadi
seorang pemberani yang tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah sikap
terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani
mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan menguasai diri ketika marah
sekalipun.
10. Hendaklah engkau menjadi
orang yang memiliki wibawa (kharisma) yang lebih mengutamakan keseriusan. Namun
hendaknya kewibawaan yang serius tersebut tidak menghalangimu dari canda yang
benar (tidak melampaui batas), senyum dan tertawa.
11. Hendaklah engkau menjadi
orang yang memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang halus (sensitif), dan
peka oleh kebaikan dan keburukan, yakani berbahagia untuk yang pertama
(kebaikan) dan merasa tersiksa untuk yang kedua (keburukan). Hendaklah engkau
menjadi orang yang rendah hati (tawadhu’) tanpa harus menghinakan diri, renda
h, lemah dan mengambil muka. Tidak bersikap taklid dan tidak terlalu berlunak
hati. Dan hendaklah engkau menuntut (posisi) yang lebih rendah dari martabatmu
agar engkau dapat mencapai martabat sesungguhnya.
12. Hendaklah engkau bersikap
adil dan benar dala m memutuskan hukum dalam suatu perkara pada setiap keadaan
/ situasi. Janganlah kemarahan melalaikanmu dari berbuat kebaikan, janganlah
mata keredhoanmu buta dari melihat keburukan, janganlah permusuhan membuatmu
lupa dari pengakuan jasa baik (orang lain). Dan hendaklah engkau berkata benar
meskipun itu merugikanmu atau merugikan orang yang paling dekat denganmu, atau
meskipun itu pahit rasanya.
13. Hendaklah engkau menjadi
pekerja keras (dengan banyak aktivitas) dan terlatih memberikan pelayanan-pelayanan
sosial. Hendaklah engkau merasa bahagia ketika dapat mempersembahkan bakti untuk
orang lain, gemar menjenguk orang sakit, membantu orang yang membutuhkan,
menanggung orang yang lemah, meringankan beban orang yang tertimpa musibah,
meskipun hanya (menghibur) dengan ucapan-ucapan yang baik. Hendaklah engkau
senantiasa bersegera untuk berbuat kebaikan.
14. Hendaklah engkau berhati
lembut (belas kasihan), dermawan, lapang dada (toleran), pemaaf, lemah lembut
kepada sesama manusia maupun hewan. Juga baik dalam pergaulan dengan semua
orang, berakhlak mulia dan menjaga etika-etika Islam dalam berinteraksi,
mengasihi yang kecil dan menghormati yang tua, memberi tempat pada orang lain
dalam majelis, tidak memata -matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, tidak
berteriak-teriak, meminta izin ketika mendatangi suatu tempat/rumah atau
meninggalkannya, dan lain sebagainya.
15. Hendaklah engkau meningkatkan
kemampuan membaca dan pandai menulis, memperbanyak bacaan risalah-risalah
Ikhwan, koran, majalah, dan tulisan lainnya. Hendaklah engkau berusaha memiliki
perpustakaan pribadi, seberapapun ukurannya, walau sangat sederhana. Bila
engkau seorang spesialis, hendaklah engkau memperdalam (menekuni) spesifikasi
keilmuan dan keahlianmu. Dan hendaklah engkau benar-benar mengenal (menguasai)
masalah-masalah keislaman secara umum, sehingga memiliki gambaran tentangnya
dan dapat menentukan hukumya yang sejalan dengan tuntutan-tuntutan fikrah.
16. Hendaklah engkau memiliki
proyek usaha ekonomi, betapapun kayanya engkau. Utamakanlah proyek -proyek yang
mandiri, tidak mengekang serta mengikat (wiraswasta), meskipun sangat kecil dan
sederhana. Dan terjunlah dibidang ini bagaimanapun bakat ilmiahmu.
17. Janganlah engkau terlalu
berharap / berambisi menjadi pegawai negeri. Anggaplah itu sebagai sesempit-sempit
pintu rezeki. Namun jangan menolak bila diberi peluang untuk itu. Dan janganlah
engkau meninggalkannya kecuali jika benar-benar bertentangan dengan tugas
-tugas da’wahmu.
18. Hendaklah engkau benar -
benar memperhatikan penunaian tugasmu, dalam hal kualitas, kecermatan, kejujuran
(tidak menipu) dan ketepatan waktu yang telah disepakati (disiplin).
19. Hendaklah engkau baik-baik
dalam menuntut hakmu, dan tunaikanlah hak orang lain dengan sempurna tanpa
diminta. Tidak dikurangi atau dilebihkan. Dan janganlah sekali-kali menunda –nunda
(penunaian hak tersebut).
20. Hendaklah engkau menjauhkan
diri dari perjudian dan segala jenisnya, apapun motif dibelakangnya. Hendaklah
engkau juga menjauhi mata pencaharian yang haram, betapapun keuntungan besar
yang dapat segera diperolehnya.
21. Hendaklah engkau menjauhkan
diri dari riba dalam setiap aktivitas (bidang mu’amalat) dan sucikanlah dirimu
dan hartamu dari riba secara total.
22. Hendaklah engkau membantu dan
memelihara sumber kekayaan (umat) Islam secara umum dengan mendorong pendirian
dan berkembangnya perusahaan, lembaga perekonomian Islam, pabrik dan proyek.
Hendaklah engkau menjaga setiap keping mata uang agar tidak jatuh ke tangan
orang non Islam dalam kondisi bagaimanapun. Juga jangan memakai (pakaian) dan
mengkonsumsi (makanan) kecuali hasil produksi negeri Islammu sendiri.
23. Hendaklaah engkau berpartisipasi
dalam da’wah dengan memberikan sebagian hartamu. Tunaikanlah kewajiban zakat
hartamu, dan sisihkanlah sebagian yang jelas dari hartamu untuk orang yang meminta,
dan orang yang kekurangan, betapapun kecilnya penghasilanmu.
24. Hendaklah engkau menabung
sebagian dari penghasilanmu, sekecil apapun untuk persediaan masa -masa sulit.
Janganlah sekali-kali menyusahkan dirimu untuk mengejar kesempurnaan (kebutuhan
tersier)
25. Hendaklah engkau bekerja
semampunya untuk menghidupkan tradisi-tradisi Islam dan menghilangkan tradisi-tradisi
asing dalam setiap aspek kehidupan. Misalnya ucapan salam penghormatan, bahasa,
sejarah, kalender (penanggalan), pakaian, perabot rumah tangga, jadwal dan cara
kerja juga istirahat, makan, minum, cara datang dan pergi, gaya dan ekspresi pelampiasan kesedihan dan
kegembiraan, dan lain sebagainya. Hendaklah engkau menjaga sunnah yang suci
dalam aktivitas tersebut.
26. Hendaklah egkau memboikot
peradilan-peradilan swasta setempat atau seluruh hukum peradilan yang tidak Islami.
Demikian juga klub-klub, gelanggang, penerbitan-penerbitan,
organisasi-organisasi, sekolah dan lembaga yang jelas-jelas menentang fikrohmu
yang Islami. Boikotlah semua itu dengan
sebenar-benarnya.
27. Hendaklah engkau senantiasa
merasa diawasi oleh Allah, mengingat akhirat, mempersiapkan diri untuk
menghadapinya, menempuh fase demi fase menuju keridhoan Allah SWT dengan tekad
kuat dan semangat membaja, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah
sunnah, seperti shalat malam, puasa tiga hari – minimal – setiap bulan,
memperbanyak dzikir dengan lisan dan hati, dan berusaha sekuat tenaga
mengamalkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah pada setiap kesempatan.
28. Hendaklah engkau memperbaiki
thaharah (bersuci) dengan baik dan usahakan selalu dalam keadaan "prajurit
yang berada di barak dan sedang menunggu instruksi komandan"berwudlu
(suci) di sebgaian besar waktumu.
29. Hendaklah engkau meningkatkan
kualitas shalatmu dengan baik, biasakan tepat waktu dan lakukanlah berjamaah di
masjid tepat waktu bila mungkin dilakukan.
30. Hendaklah engkau berpuasa
dibulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji ke Baitullah bila mampu, dan berusahalah
untuk menunaikannya bila sekarang mampu melaksanakannya.
31. Hendaklah engkau senantiasa
menyertai dirimu dengan niat jihad dan mencintai mati syahid. Persiapkanlah
dirimu untuk itu kapan saja bila kesempatan itu tiba.
32. Hendaklah engkau senantiasa
memperbaharui taubat dan istighfarmu. Jaga diri dan berhati-hatilah terhadap
dosa kecil, apalagi dosa-dosa besar. Sediakanlah untuk dirimu waktu khusus
sebelum tidur untuk mengintrospeksi diri terhadap apa-apa yang telah kamu
lakukan, yang baik maupun yang buruk. Bersungguh-sungguhlah dalam memperhatikan
dan memelihara waktu, karena waktu adalah kehidupan. Janganlah engkau gunakan –
sedikitpun – waktumu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Dan waspadalah
(jangan ceroboh) terhadap hal-hal yang syubhat, agar tidak tercebur ke dalam
kubangan yang haram.
33. Hendaklah engkau berjuang
meningkatkan kemampuanmu dengan sungguh-sungguh agar engkau dapat menerima
tongkat kepemimpinan. Hendaklah engkau bersungguh-sungguh memerangi nafsumu,
agar dapat dengan mudah mengendalikannya. Hendaklah engkau menundukkan
pandangan, mengendalikan emosi, dan memerangi selera-selera rendah dari
dorongan naluri-jiwa(insting). Dan selalu mengarahkannya kepada yang halal lagi
baik, serta membentenginya dari hal yang haram dan tercela, dalam keadaan
bagaimanapun.
34. Hendaklah engkau menghindari
sejauh-jauhnya dari arak (khamar), dan segala makanan dan minuman yang
memabukkan, segala yang melemahkan sejauh-jauhnya.
35. Hendaklah engkau menjauh dari
pergaulan orang jahat, persahabatan yang rusak dan tidak bermoral, dan jauhilah
tempat-tempat maksiat serta dosa.
36. Hendaklah engkau memerangi
tempat-tempat iseng (hiburan) yang sia -sia dan haram, jangan sekalikali mendekatinya,
serta jauhilah segala gaya
hidup glamour (mewah) atau bersantai-santai.
37. Hendaklah engkau mengenali
atau mengetahui anggota katibahmu satu per satu dengan sempurna (pengetahuan
yang lengkap), dan kenalkan juga dirimu pada mereka dengan selengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan
seutuhnya, hak kecintaan dan kasih sayang,
penghargaan, pertolongan dan itsar. Hendaklah senantiasa engkau
menghadiri majelis (pertemuan) mereka, dan tidak absen kecuali udzur darurat
yang tidak dapat dielakkan. Dan hendaklah engkau berpegang teguh sikap itsar
dan memprioritaskan mereka dalam pergaulanmu.
38. Hendaklah engkau menghidari
hubungan dengan organisasi atau jamaah manapun, bila hubungan tersebut tidak
membawa maslahat bagi fikrahmu, terutama jika diperintahkan untuk itu.
39. Hendaklah engkau menyebarkan
da’wahmu disemua tempat, dimanapun, dan memberikan informasi kepada pemimpin
tentang segala kondisi yang melingkupimu. Janganlah engkau berbuat sesuatu yang
berdampak strategis kecuali dengan seizinnya (pimpinan).
40. Hendaklah engkau senantiasa
menjalin hubungan baik, kontak ruhani dan operasional (‘amali) dengan pimpinan
dan Jamaah.







0 komentar:
Posting Komentar