KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah yang telah memimpin hamba-hambaNya dengan cerita orang-orang dahulu dan
menjadikannya suatu pelajaran untuk orang-orang belakangan sampai hari
pemeriksaan.
Mudah-mudahan
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW, yang mana beliau telah menunjukkan jalan yang benar yakni agama Islam.
Makalah yang
berjudul “Dakwah Rasulullah” ini saya buat berdasarkan kitab-kitab yang pernah
saya pelajari.
Saya menyadari
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati, saya mengharap kritik dan saran dari pembaca.
Akhirnya saya
berharap malakah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Jember,gumuksari,november,
2012
.......................................
DAKWAH RASULULLAH
A.
Latar Belakang Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW ialah
utusan Allah kepada semua umat manusia. Beliau ialah nabi terakhir, yang diutus
oleh Allah kepada semua manusia, supaya mereka menyembah kepada Allah semata
dan tidak menyekutukan-Nya. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari senin tanggal
12 Rabiul Awwal. Ayah beliau meninggal sebelum beliau dilahirkan dan dikubur di
Madinah. Lalu ibunya yang mengasuh beliau. Beliau disusui oleh Tsuwaibah
Al-Aslamiyah, kemudian Halimah As-Sa’diyah.
Pada umur 6 tahun ibunya
meninggal di Abwa’. Beliau diasuh oleh Ummu Aiman dan ditanggung oleh datuknya.
Ketika berumur 8 tahun meninggallah datuknya dan ditanggung oleh pamannya “Abu
Thalib” ketika berumur 9 tahun. Beliau bersama pamannya pergi ke negeri Syam.
Pada umur 25 tahun Rasulullah SAW pergi dengan membawa dagangan Siti Khadijah.
Dan ketika berumur 35 tahun beliau bersatu dengan Qaum Quraisy dalam mendirikan
Ka’bah dan beliaulah yang memberi keputusan dalam peletakan Al-Hajarul Aswad.
Beliau termasyhur diantara
kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji. Mereka cinta kepada Nabi dan
menghormati Nabi. Hingga mereka memberi gelar “Al-Amin” kepada Nabi. Ketika
umurnya hampir 40 tahun, Nabi suka menjauhkan diri dari pergaulan dengan
manusia. Nabi suka menjalankan ibadahnya di Gua Hira’.
Ketika beliau berumur 40
tahun, Allah mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi.
Nabi Muhammad SAW diperintah untuk menuju jalan yang lurus yakni agama
Islam.
B.
Dakwah Rasulullah
di Makkah
Setelah Rasulullah SAW
mendapatkan wahyu dari Allah, Nabi mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Orang yang pertama kali beriman kepada beliau ialah Siti Khadijah, Abu Bakar,
Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah.
Orang-orang Makkah sebelum
kedatangan Islam, orang-orang ini menyekutukan Allah (musyrikin) yaitu mereka
menyembah patung-patung dan menganggapnya suci. Kebiasaan mereka ialah membunuh
anak-anak mereka dan mengubur anaknya hidup-hidup. Mereka melakukan hal itu karena takut miskin, malu dan takut mendapatkan
celaan.
Ketika turun ayat Al-Qur’an :
Nabi Muhammad SAW mengajak manusia/berdakwah
secara sembunyi-sembunyi. Beliau terlebih dahulu mengajak kerabat-kerabatnya
untuk menuju agama yang benar.
Setelah dakwah Rasululah SAW
secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun, Nabi diperintahkan untuk dakwah secara
terang-terangan. Lalu beliau pun mengumpulkan kaumnya dan mengancam meraka
dengan adzab akhirat. Ketika turun ayat :
وَاَنْذِرْ عَشِيْرَ
تَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ
Artinya : ”Ancamlah keluargamu yang dekat-dekat.”
Nabi mengumpulkan para ahli
serta kerabat-kerabatnya dan beliau pun
menyampaikan kepada mereka tentang agama Allah, tapi paman beliau Abu Lahab
menolak dengan cara tidak baik.
Ketika Rasulullah mengajak
mereka menyembah kepada Allah dan mengajak meninggalkan kepercayaan mereka,
orang Quraisy sangat marah. Dulu orang Quraisy yang sangat mencintai Nabi
bertukar kecintaan menjadi kemarahan kepada Nabi. Ketika Rasulullah maki
tuhan-tuhan mereka menyesatkan bapak-bapak mereka, orang Quraisy mendatangi
paman Nabi dan menyuruh Rasulullah berhenti dalam menyebarkan agama Islam. Tapi
Rasulullah tak sedikitpun menyerah dan beliau tetap menyiarkan agama Islam.
Orang Quraisy pun melihat hal
itu, dan mereka mulai menyakiti Nabi, mengejek, mencela, tapi beliau tetap
sabar, tenang, dan memaafkan. Kemudian gangguan itu ditujukan kepada
sahabat-sahabat Nabi. Setiap orang yang masuk Islam, pasti orang Quraisy pun
menyiksanya.
C.
Hijrah ke Habsyi
Ketika Nabi melihat gangguan
dan macam-macam siksaan yang mengenai sahabat, Nabi memerintahkan untuk
berhijrah ke Habsyi. Maka berhijrahlah 10 orang sahabat laki-laki dan 5 orang
perempuan. Diantara mereka adalah Usman bin Affan dan istrinya yaitu Ruqoyyah
binti Rasulullah SAW dan mereka kembali sesudah 3 bulan. Inilah hijrah pertama
dalam Islam.
Pada tahun ke-5 dari kenabian
Nabi Muhammad, masuklah Umar bin Al-Khattab dan Hamzah bin Abdul Muth-Thalib.
Kedua orang ini adalah penguat Islam. Ketika Islam tersiar, kaum Quraisy
mengepung Nabi dan keluarganya dan sahabat-sahabatnya di Syi’ib pada tahun ke-7
kenabianNya. Beliau perintah yang kedua kalinya untuk hijrah ke Habsyi dan pada
waktu itu Raja Habsyi masuk Islam.
Dalam tahun kesepuluh Nabi
keluar dari kepungan orang Quraisy.
D.
Tahun Duka Cita
Pada tahun kesepuluh dari
kenabian Nabi Muhammad, meninggalah istri Nabi (Siti Khadijah) dan paman Nabi
(Abu Thalib). Setelah paman beliau wafat gangguan orang Quraisy semakin
bertambah, sehingga orang Quraisy bermaksud hendak membunuh beliau.
E.
Hijrah ke Thaif
Tatkalah Rasulullah SAW
melihat penghinaan Quraisy kepada beliau, berhijralah ke Thaif dalam tahun
kesepuluh bersama Zaid bin Haristah. Zaid bin Haritsah ini adalah orang yang
menahan/membela Nabi dari gangguan orang Quraisy. Tak lama kemudian Nabi
kembali ke Makkah, setelah beliau tinggal sebulan di sana.
F.
Isra’ dan Mi’raj
Nabi SAW
Pada tahun kesebelas Nabi,
Allah muliakan beliau dengan Isra’ dan Mi’raj.
Ø Isra’ : Perjalanan Nabi pada waktu malam hari dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha.
Ø Mi’raj : Naiknya Nabi SAW ke alam atas dan kepadanya
diwajibkan sholat 5 waktu.
Pada pagi harinya Jibril
mengajarkan sembahyang/sholat 5 waktu itu dan waktu-waktunya kepada Nabi SAW.
G.
Dakwah Rasulullah
di Madinah
Dalam tahun yang kedua belas, datanglah
12 orang laki-laki dari Arab Madinah kepada Nabi. Mereka beriman
kepadaNya dan kembali ke Madinah. Dengan begini tersiarlah agama dan kembali ke
Madinah. Dalam tahun yang ketiga belas datang kepada Nabi 73 orang laki-laki
dan 2 orang perempuan dari madinah datang kembali kepada Nabi. Dan mereka pula
beriman kepada beliau. Maka bertambahlah tersiar agama Islam. Dalam tahun ini
Nabi juga memerintahkan sahabat-sahabat beliau berhijrah ke Madinah.
Setelah melewati perjuangan yang berat, akhirnya
Rasulullah SAW tiba di Madinah. Dalam perjalanan Nabi, tepatnya hari Jum’at maka
beliau sholat Jum’at dan inilah pertama kalinya sholat Jum’at. Khutbahnya
adalah khutbah tentang Islam. Ketika Rasulullah sampai di kota Madinah,
orang-orang menemui Nabi dan menyambut dengan senang hati atas kedatangan
Rasulullah SAW yang sudah dinanti-nanti.
Selain itu Rasulullah SAW kemudian menyebut kalangan
muslimin Madinah sebagai kaum Anshar dan muslimin Makkah sebagai kaum
Muhajirin. Oleh Rasulullah SAW mereka semua disatukan dalam persaudaraan Islam.
Sejak itulah, tidak ada lagi perbedaan antara Aus dan Khzraj. Mereka semua
adalah saudara seiman, saudara se-Islam, yakni persudaraan yang terikat karena
Allah SWT.
H.
Strategi Dakwah
Rasulullah di Madinah
Di tanah Sahl dan Suhail bin Amr inilah Rasulullah
beserta kaum muslimin Madinah membangun sebuah masjid yang kemudian dinamakan
dengan masjid Nabawi. Selain sebagai tempat sholat, fungsi masjid sebagai
tempat menimba ilmu, berkumpul, latihan perang dan tempat untuk menggembleng
fisik dan mental umat. Di masjid inilah Rasulullah SAW menyiarkan agama Islam,
membimbing para sahabat untuk menjadi umat yang teguh dan taat kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Selain itu juga Rasulullah menerapkan nilai-nilai Islam
dalam mengatur Madinah. Ibarat seorang presiden, Rasulullah SAW berstabilitas
keamanan dan kesejahteraan masyarakat Madinah. Maka dakwah Rasulullah berjalan
dengan baik. Sehingga Rasulullah mengadakan perjanjian yang berisi tentang hak
dan kewajiban setiap golongan warga Madinah itu kemudian kita kenal dengan
sebutan ”Piagam Madinah”. Dengan perjanjian ini, dapat kita lihat bahwa
keberadaan Rasulullah SAW di Madinah ternyata tidak hanya berperan sebagai
Rasul, melainkan ia berperan sebagai seorang negarawan. Dengan Piagam inilah,
kesatuan dan persatuan yang kokoh di kalangan masyarakat Madinah dapat
tercipta.
Strategi dakwah yang digunakan Rasulullah SAW ketika
berada di Madinah sangat berbeda dengan yang diterapkan di Makkah. Tentu saja
hal itu disebabkan karena kondisi masyarakat yang jauh berbeda. Secara garis
besar, langkah dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW di Madinah bermuara pada
satu tujuan yakni perdamaian seutuhnya di bumi Madinah. Hal itu dapat kita
lihat melalui tiga hal berikut:
a. Diperdamaikannya antara Aus dan Khazraj
b. Dipersaudarakannya kaum Muhajirin dan Anshar
c. Dipersatukannya masyarakat Madinah melalui piagam
Madinah
Beberapa hal yang dapat diteladani dari dakwah Rasulullah
dalam membina masyarakat Madinah adalah beliau selalu sabar dan berfikir jernih
dalam mengatasi situasi Madinah yang sangat plural. Dengan budi pekertinya,
Rasulullah menunjukan beberapa sikap yang menjadikannya begitu disegani
masyarakat Madinah yakni sikap toleransi, cinta damai, melindungi kaum lemah,
murah hati, dan rela berkorban demi agama dan tanah air. Sikap itu tercermin
ketika beliau menghadapi permaslahan yang ada di Madinah.
KATA
PENUTUP
Demikian makalah
yang saya buat. Apabia ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf
sebesar-besarnya.
Dan saya berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasan, Hasan Ibrahim.2002. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jlid 1-2,terj.H.A.
Bahauddin. Jakarta. Kalam Mulia
Djabbar, Abdul Umar. .Kitab
Nurul Yaqien, Jilid 1. Surabaya. Toko Kitab Ahmad Nubhan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
www.google.com
0 komentar:
Posting Komentar